Kebiasaan yang baik, menciptakan masa depan yang lebih cerah

Abdul Halim Ahmad
5 min readNov 3, 2019

--

Build your better habit for your own good

Source: ttgmedia.com

Pernahkah kamu mendengar kata-kata dari seorang filsuf ternama Amerika Will Durant’s dalam bukunya The Story of Philosophy bahwa, “We are what we repeatedly do. =Excellence, then, is not an act, but a habit.” -Aristotle-

Maksud dari kalimat itu adalah Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Maka, keunggulan bukanlah suatu kinerja, melainkan suatu kebiasaan. Dia berbicara, jauh lebih fasih daripada yang pernah saya bisa, tentang nilai kebiasaan yang baik.

Orang bilang untuk mendapatkan hasil yang maksimal, caranya hanyalah satu yaitu bekerja dengan keras. Tetapi apakah yang dimaksud dengan kerja keras adalah harus menghabiskan puluhan jam untuk bekerja dalam satu hari?

Pendapat dari beberapa ahli menyatakan bahwa hal itu tidak benar, karena ketika kita menghabiskan waktu hanya untuk bekerja yang kita hasilkan hanya uang, dan uang tersebut belum tentu jumlahnya sesuai dengan waktu yang kita korbankan.

Mungkin akan sangat sulit ketika kita memutuskan untuk membangun kebiasaan yang baik. Keputusan adalah salah satu musuh terbesar manusia, karena untuk beberapa orang takut akan kegagalan, siapa yang tidak?

Untuk itu harus diluruskan, bahwa keputusan adalah bagian dari hidup kita. Hanya dengan memodifikasi pola pikir kita mengenai keputusan, karena dalam 24 Jam yang kita lalui dalam satu hari kita sudah memutuskan ribuan, bahkan jutaan keputusan, contohnya dalam hal memilih pakaian, makanan yang diinginkan, dan sebagainya.

Kesulitan dalam membangun kebiasaan yang baik memanglah benar adanya, apalagi mempertahankannya agar selalu bertahan hingga jangka panjang.

Ada banyak strategi sederhana yang dibagikan oleh beberapa ahli, tetapi apakah kita semua siap untuk berkomitmen dalam membangun kebiasaan yang baik?

“Feeling sorry for yourself, and your present condition is not only a waste of energy but the worst habit you could possibly have.”- Dale Carnegie

Skenario terburuk yang akan kita dapatkan di masa depan adalah terjebak dalam sebuah klise yang kamu ciptakan sendiri. Dalam hal ini, memungkinkan seseorang merasa depresi atau menambah tingkat stress dalam hidupnya. Bukankah selain kebutuhan Rohani, arti dalam hidup kita juga adalah menginginkan kehidupan yang bahagia.

Bagian terpenting dari membangun kebiasaan yang baru adalah konsisten. Tidak masalah seberapa baik kinerja kamu pada hari tertentu. Upaya untuk \menciptakan kebiasaan yang akan diulangi setiap harinya adalah yang akan membuat perbedaan nyata di kemudian hari. Karena itu, ketika kamu memulai kebiasaan baru, seharusnya buatlah kebiasaan yang sangat mudah dahulu, sehingga kamu tidak bisa menolaknya. Bahkan, ketika memulai kebiasaan yang baru langkah yang wajib kita punya harus sangat mudah.

‘If your habits don’t line up with your dream, then you need to either change your habits or change your dream.”- John Maxwell

Seperti yang dikutip dari John Maxwell diatas, mimpi atau tujuan hidup kita itu berhubungan, ketika kebiasaan yang kita punya sekarang tidak berhubungan dengan tujuan atau mimpimu maka gantilah kebiasaanmu atau ganti cita-cita mu.

Coba kita pikir baik-baik, apa yang sebenarnya kita cari? apa maksud dari kehidupan yang kalian jalani selain yang berhubungan dengan kerohanian?

Apapun cita-cita atau tujuan kamu itu adalah hak istimewa yang kamu punya untuk memutuskan pilihan kamu.

Tidaklah masalah jika kamu memulai dari hal yang paling kecil, karena ketika kita memulainya, akan datang masa saat kita akan memulai yang lebih besar, asalkan kita melakukannya sebagai kebiasaan. Kita tidak perlu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, karena mudah membandingkan diri dengan apa yang dilakukan orang lain mungkin akan merusak kebiasaan yang kamu ciptakan. Seperti dorongan untuk menginginkan sesuatu untuk terjadi lebih instan atau cepat, serta menurunkan motivasi awal, sehingga gagal dalam menggapai tujuan awal.

Ada salah satu yang menurut beberapa orang adalah efektif dan menurut yang lainnya merupakan mitos. Yaitu keyakinan bahwa hanya butuh waktu 21 hari hingga 30 hari untuk membentuk kebiasaan. Melalui penggunaan kata “Menurut penelitian”. Karena pada dasarnya setiap individu memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan yang lainnya. Saya menggunakan metode 21 hari, dan saya tidak bisa mempertahankannya. Ketika saya coba lagi, saya sangat yakin bahwa saya membutuhkan waktu 48 hari untuk membuat suatu yang baik menjadi kebiasaan saya.

Kemudian, setelah kita melakukannya dan tetap konsisten, kita mungkin bisa sedikit khawatir tentang bagaimana caranya meningkatkan kesulitan. Untuk melakukan sesuatu yang mengesankan sekali atau dua kali tidak akan menjadi masalah jika kamu tidak pernah menggunakannya untuk jangka panjang. Tetapi, untuk menjadikan sesuatu yang mengesankan tersebut menjadi bagian dalam diri kita, itu akan menjadi suatu tantangan yang cukup rumit. Pada saat kebiasaan baru itu menjadi bagian dalam keseharianmu itu akan begitu mudah sehingga kamu tidak bisa mengatakan tidak untuk melakukannya.

Banyak sekali cara yang dibagikan oleh para peneliti diluar sana, salah satunya adalah membuat “Macro goals dengan Micro quotas”, yaitu menyiapkan tujuan terbesar utama dengan daftar yang kamu siapkan tentang apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal tersebut yang dimaksudkan adalah kita mulai dengan hal-hal terkecil, ciptakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak mengganggu pikiran dan sangat mudah dilakukannya. Seperti mengkonsumsi satu buah dan minum air putih setiap pagi untuk mendapatkan tujuan terbesar yaitu memiliki fisik yang lebih sehat.

Kebiasaan yang baik berhubungan dengan perencanaan, pemicu dan perubahan perilaku. Kita tidak dapat memisahkan ketiga hal tersebut, karena mereka berhubungan satu sama lain. Dalam hal ini motivasi juga merupakan salah satu dorongan yang sangat penting untuk mencapai tujuan. Apa yang memicu seseorang untuk menginginkan perubahan perilaku dalam hidupnya, dan rencana apa yang harus dibuat untuk menghasilkan hasil yang sesuai.

Menulis rencana untuk mempersiapkan kebiasaan yang baik memang lah mudah, tetapi tahukah kalian bahwa ada dua faktor yang selalu terlintas dengan mudah dan dapat menghancurkan rencana tersebut.

Yaitu “bodo amat” dan “bosan”. Pada saat kamu ditengah-tengah perjalanan dalam melaksanakan rencana untuk dapat menciptakan kebiasaan, dua faktor inilah yang merupakan musuh terbesarnya. Kata “bodo amat” akan selalu terbenak dalam pikiran kita, disitulah muncul perlawanan untuk berhenti melakukan kegiatan yang sedang dijalankan. Di Satu sisi, kata “bosan” pun merupakan indikator yang hampir sama yang akan membuat seorang berhenti dalam melakukan kegiatannya.

Maka dari itu hal penting yang harus dipegang teguh oleh siapapun yang menginginkan perubahan adalah motivasi atau pemicu dan juga komitmen penuh dalam menjalankannya. Bukanlah mudah untuk selalu termotivasi atau memegang teguh komitmen. Oleh karenanya, mulailah dari yang paling ringan, sehingga pada saat kamu terbiasa, kamu akan mulai menambah tantangan untuk menjadi yang lebih baik kedepannya.

Tahukah kamu, untuk mendapatkan dan menggapai mimpi kita adalah dengan berusaha sekuat tenaga untuk memulainya, dengan adanya atau dimulainya suatu kebiasaan yang baik, itu akan mendorongmu untuk melakukan yang lebih baik lagi dan akan terus mendorongmu ke masa depan yang lebih cerah. Sehingga, jangan pernah menyerah, mulailah dari hal terkecil yang bisa kamu lakukan. -Abdul-

--

--

Abdul Halim Ahmad

Food writer | Research & Development | Chef Consultant | Food culture enthusiast | Professional chef