Abdul Halim Ahmad
3 min readMay 9, 2017

Article is written in Bahasa.

Are you one of us?

“Who does not know what foodie means, and who they are”

Pernyataan yang sangat jelas sekali, dimana masyarakat Indonesia 🇮🇩 sudah tidak asing dengan kata “Foodie”.

contoh foto yang biasa di upload di social media

Foodie bisa kita artikan sebagai Food lover, baik gourmet Food ataupun Makanan biasa dan Street Food. Dengan sangat *terlalu berkembang nya Social media di Indonesia, dan efek popularitas “seni dari makanan” yang membuat para youngster tergugah untuk meng-Upload and post apapun yang mereka lakukan, Termasuk makanan.

Pada umumnya kita bisa mengklasifikasikan Semua orang sebagai Foodie, Kenapa demikian? Karena kita sebagai manusia pada umumnya sangat membutuhkan makanan, dan mostly, kita sangat ingin menikmati makanan, tidak hanya dari rasa tetapi juga dari segi penampilan makanan tersebut.

Sumber : Instagram dulsyaki

Di Indonesia sendiri ada dua kategori Foodie, yang pertama Social Foodie, yang kedua adalah real Foodie. Hal ini hanya berdasarkan opini Saya sendiri, Kenapa demikian? Jawaban Saya sangat lah jelas, apakah kamu hanya hobby makan dan mencoba hal baru, atau hobby yang sama ditambah dengan update kegiatan mu dalam social media Termasuk pada saat makan.

I really don’t hate an updated people. I do appreciate and respect what you guys do.

So, apasih concern Saya menulis tentang Foodie ?

Hhmm… Saya sebenarnya agak kecewa dengan beberapa dari mereka yang mendeklarasikan sebagai Foodie dan food blogger, Kenapa? Selama Saya jadi newbie dalam bisnis Saya melihat beberapa dari mereka (tidak semuanya) agak sedikit melenceng dari “Foodie”, tidak bermaksud untuk tidak setuju dengan beberapa dari mereka , para social media Foodie yang mengambil kesempatan tersebut dan merubahnya, “bisnis adalah bisnis” . Ya, mereka adalah great entrepreneur, mereka bisa merubah hobby mereka jadi uang.

Tetapi, beberapa dari mereka malah berubah dari kebiasaan lama mereka sebagai “Foodie” dan “malah” hanya fokus kepada mereka (customer Foodie) yang membayar sejumlah uang hanya untuk di review. Dan yang paling penting adalah hasil review yang rata-rata sama dan tidak jauh dari kata “recommended”, wait ..what????? Yes! Are you guys being serious? Then, how could you guys not being honest just because the customer paid well?

Itulah kekecewaan Saya terhadap beberapa dari para “social media Foodie”, Saya sebagai Seorang chef sangat mengetahui makanan, dan Saya bisa make sure bahwa Saya tidak ber I ada omong kosong, disitulah kadang Saya merasa sedih.

If you’re wanted to be real Foodie, then learn about the taste of food, not only pretending to know and faking review.

KZL gak sih? Ditambah dengan attitude beberapa dari mereka, Saya hampir heran, sebagai pemegang akun social media yang exist, jelas mereka sudah bertemu ribu an orang baru, tetapi berperilaku “Kurang menyenangkan, dengan dagu naik/ agak sombong, dengan apa yang mereka achieve.

Apakah susah menjadi orang ramah? Apakah memiliki followers banyak berarti kamu harus berperilaku seperti itu?

Well, balik lagi, ini hanya opini saja. Point utama yang sangat disayangkan adalah review dan be real Foodie and taste the product that you think new and unique but, not based on of the people who pays you.

No hard feeling guys, I just wanted you guys become a real Foodie, you aren’t kids..

Thank you for you who read articles

This is just a thought.

Abdul Halim Ahmad

Food writer | Research & Development | Chef Consultant | Food culture enthusiast | Professional chef